Hari / Tanggal
praktikum: Senin / 07 Mei
2012
Metoda : Iodometri
Prinsip :
Kalium Iodida direaksikan dengan KI dalam suasana
asam akan membentuk I2. I2 yang terbentuk di titrasi
dengan larutan natrium tiosulfat sampai berwarna kuning muda. Dengan penambahan
indikator amilum 1% akan memberikan warna biru. Warna biru yang terbentuk di
titrasi kembali dengan natrium tiosulfat. Kelebihan natrium tisulfat akan
memberikan TAT biru tepat hilang.
Alat
yang digunakan : Bahan
yang digunakan :
Buret 50 mL Natrium
tiosulfat
Pipet gondok 20 mL Kalium
iodida
Erlenmeyer 250 mL Asam
sulfat
Gelas piala 250 mL aquadest
Gelas
piala 1000 mL Amilum
1%
Corong Kalium
Iodat
Labu
ukur 100 mL
Standar
dan klem
Bulp
pipet
Botol
semprot
Prosedur kerja:
- Semua alat dalam keadaan bersih dan kering.
- Pembuatan
larutan standar primer kalium iodida
0.01 N dengan cara :
- Dibuat rencana penimbangan yaitu berapa gram kah KIO3 yang akan kita timbang, mula-mula ditimbang kaca arloji kemudian ditambahkan sejumlah zat (KIO3) sesuai dengan perhitungan yang telah dibuat.
- Dilarutkan zat tersebut didalam labu ukur sesuai dengan volume aquades yang direncanakan pada perhitungan tadi, dengan bantuan corong dan labu semprot,kemudian ditambahkan aquades sampai 2 cm dibawah tanda tera, kemudian dikeringkan leher labu ukur dengan bantuan kertas serap.
- Dipaskan larutan sampai tanda tera dengan bantuan pipet tetes.kemudian homogenkan larutan dengan membolak balikkan labu ukur beberapa kali.
- Dipasang standard dan klem serta dibilas buret dengan larutan pentiter yang akan digunakan yaitu Natrium tiosulfat 0,01 N, kemudian pasangkan buret pada standard an klem serta iskan laruan pentiter natrium tiosulfat 0,01 N kedalam buret tersebut dan paskan skalanya pada 0,00 mL.
- Dipipet secara teliti 10 mL larutan standar primes KIO3 dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 10 mL aquades diatmbahkan KI kristal ditutup dengan plastik, ditambahkan larutan H2SO4 6 N sebanyak 5 mL.
- Dilakukan penitaran dengan meneteskan setetes demi setetes Larutan standar natrium tiosulfat sambil Erlenmeyer digoyang, ditambahkan indikator amilum 1%
- Penitaran dilakukan lagi dengan natrium toislfat sampai didapatkan titik akhir titrasi yaitu ditandai dengan perubahan warna biru tepat hilang.
- Penitaran dilakukan duplo
- Bersihkan are kerja dan buat perhitungan untuk menentukan konsentasi NaOH yang sebenarnya.
Perhitungan :
Rencana
penimbangan KIO3
0,01 N :
BE
Asam oksalat = 35,67 volume
yang akan dibuat = 50 mL
Gr =
BE x V x N
=
53,67 x 0,05 L x 0,01 N
=
0,0178 gram
Jadi asam oksalat yang harus ditimbang
adalah 0,0178
gram
Data penimbangan asam oksalat :
Berat
kaca arloji + kertas perkamen=
14,8842 g
Berat zat yang harus ditimbang = 0,0178 g
Berat keseluruhan yg akn ditimbang = 14,9020 g
Berat yang tertimbang = 14,9022 g
Berat zat yang sebenarnya = 14,9022 g – 14,8842 g
=
0,0180 g
Konsentrasi oksalat yang sebenarnya :
N = gram / BE xV
=
0,0108/ (35,67 x 0,05)
=
0,0101 N
Data standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3 :
Konsentrasi KIO3 =
0,0101 N
Volume KIO3 =
10 mL
Volume Na2S2O3 =
11
mL
Konsentrasi Na2S2O3 = (VN)KIO3 =
(VN) Na2S2O3
=
10 mL x 0,0101 N = 11 mL x N Na2S2O3
=
N Na2S2O3 = (10 mL x 0,0101 N) / 11 mL
=
N NaOH = 0,0092 N
Rumus gabungan :
N =
mg / ((V lbu/V1) x V2 X BE)
=
18mg / ((50 mL/10 mL) x 11 mLX 35,67)
=
0,0092 N
Pengamatan
:
KIO3 (Kristal putih) dilarutkan dengan
aquades (larutan bening) dimasukkan kedalam Erlenmeyer + KIH2SO4(merah kecoklatan) dititar dengan Na2S2 O3
(kuning gading) + amilum 1%(biru tua) dititrasi dengan Na2S2O3maka TAT hilang warna biru.
Kesimpulan
:
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
mengenai standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3
0.01 N maka didapatkan konsentrasi larutan Na2S2O3 yang sebenarnya adalah 0,0092 N.
Kalium Iodida direaksikan dengan KI dalam suasana asam akan membentuk I2.
BalasHapusBukankah KI adalah singkatan dari Kalium Iodida?
KIO3 apa asam oksalat ?
BalasHapus