Hari / Tanggal praktikum: Senin / 14 Mei 2012
Metoda : Argentometri
Prinsip :
Terjadinya reaksi yang sempurna antara NaCL dengan larutan AgNO3. Cara yang digunakan yaitu cara Mohr.
Teori Dasar:
Teori Dasar:
Argentometri adalah suatu metoda yang
berdasarkan pada titrasi pengedapan dari suatu garam tertentu dengan larutan
standarnya AgNo3 (Perak Nitrat/Silver
Nitrat) larutan standar sekunder, dan larutan standar primernya yang kitaa
gunakan NaCl (Garam dapur) yang akan ditimbang , dalm buret AgNo3.
Titrasi ini menggunakan indikator PP /
K2CrO4 5%
TAT = Merah Bata
Pengamatan TAT dari Argentometri
Ada beberapa cara yaitu :
1.
Cara MOHR (Titrasi
Langsung )
a.
Untuk menentukan ion Clorida (Cl)
b.
Untuk
menentukan ion Bromida (Br)
c.
Tidak
dapat digunakan untukpenentuan iodida dan tiosiaanat (cns)
d.
PH
nya dalaam suasana netral dan sedikit basa (PH = 8- 10,5)
e.
Indikator
K2CrO4 5% (Kalium Cromat)
Dengan tahap – tahap reaksinya sebagai
berikut :
-
Ag+ + Cl- =AgCl
endapan putih
-
Ag+
+ Br = AgBr endapan putih kekuningan
-
AgCl
+ K2CrO4 = Ag2 CrO4 endapan
merah bata + 2 Kcl
-
AgCl
+ K2CrO4 = Ag2CrO4 endapan merah bata + 2 KBr
Selama proses titrasi
berlangsung,semua clorida harus mengendap,sebagai AgCl (terbentuk putih
)secarakuantitatif,sebelum terbentuknya Ag2CrO4 (Ag kromat) setelah
kelebiha sedikit ion Ag baru dapat dilihat warna merah bata dari Ag cromat (Ag2
CrO4).
2.
Cara
Titrasi Kembali ( Tidak Langsung )
Dimana pada volume tertentu dari garam
clorida,garam bromida di tambahkan titran nya AgNo3 dalam keadaan
berlebih,kemudian kelebihan AgNo3 dititrasi dengan larutan tiosianat (cns)
dengan menggunakan indikator garam-garam Ferry (40%).
Titrasi ini dilakukan dalam suasana
asam,dimana TAT pada cara ini,terjadi disaat kelebihansedikit ion CNS, yang
akan membentuk warna merah darah,dengan menggunakan indikator Ferry (Fe+3)
3.
Metoda
Fayan
Dengan menggunakan indikator
absorbsi,metoda ini berdasarkan kepada sifat dari berbagai zat warna,seperti :
(FLUORESEN,di kloro fluoresen,eosin )
yang oleh perak halobenida dapat diabsorbsi dalam proses ini akan menimbulkan
warna yang spesifik.
Pada metoda ini ada 2 hal yang harus
diperhatikan :
1. Endapan mempunyai kecendrungan untuk
mengabsorbsi pada permukaan e yang terdapat dalam endapan ,dengan demikian
partikelnya jadi bermuatan listrik,muatan (+) bila kation yang diabsorbsi dan
bila(-) an ion yang di serap.
2.
Endapan
garamnya mempunyai kecendrungan untuk mengabsorbsi ion-ion senama dengan garam
tersebut. Oleh karna itu endapan AgCl mempunyai kecendrungan untuk mengabsorbsi
pada permukaan ion-ion perak atau ion
klorida.
Alat yang digunakan : Bahan yang digunakan :
Buret 50 mL perak nitrat
Pipet gondok 20 mL natrium klorida
Erlenmeyer 250 mL indikator K2CrO4 5%
Gelas piala 250 mL aquadest
Gelas piala 1000 mL
Corong
Labu ukur 100 mL
Standar dan klem
Bulp pipet
Botol semprot
Prosedur kerja:
- Semua alat dalam keadaan bersih dan kering.
- Pembuatan larutan standar primer natrium klorida 0.01 N dengan cara :
- Dibuat rencana penimbangan yaitu berapa gram kah natrium kloridayang akan kita timbang, mula-mula ditimbang kaca arloji kemudian ditambahkan sejumlah zat (natrium klorida) sesuai dengan perhitungan yang telah dibuat.
- Dilarutkan zat tersebut didalam labu ukur sesuai dengan volume aquades yang direncanakan pada perhitungan tadi, dengan bantuan corong dan labu semprot,kemudian ditambahkan aquades sampai 2 cm dibawah tanda tera, kemudian dikeringkan leher labu ukur dengan bantuan kertas serap.
- Dipaskan larutan sampai tanda tera dengan bantuan pipet tetes.kemudian homogenkan larutan dengan membolak balikkan labu ukur beberapa kali.
- Dipasang standard dan klem serta dibilas buret dengan larutan pentiter yang akan digunakan yaitu perak nitrat 0,01 N, kemudian pasangkan buret pada standard an klem serta iskan laruan pentiter perak nitrat 0,01 N kedalam buret tersebut dan paskan skalanya pada 0,00 mL.
- Dipipet secara teliti 25 mL larutan standar primes NaCl dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 10 mL aquades dan 2-3 tetes indicator K2CrO4 5%.
- Dilakukan penitaran dengan meneteskan setetes demi setetes Larutan standar AgNO3 sambil Erlenmeyer digoyang.
- Penitaran dilakukan sampai didapatkan titik akhir titrasi yaitu ditandai dengan saat endapan merah bata.
- Penitaran dilakukan duplo
- Bersihkan are kerja dan buat perhitungan untuk menentukan konsentasi AgNO3 yang sebenarnya.
Perhitungan :
Rencana penimbangan natriumklorida 0,01 N :
BE NaCl = 58,44 volume yang akan dibuat = 100 mL
Gr = BE x V x N
= 58,44 x 0,1 L x 0,01 N
= 0,0584 gram
Jadi natrium klorida yang harus ditimbang adalah 0,0584 gram
Data penimbangan natrium klorida :
Berat kaca arloji + kertas perkamen = 14,8529 g
Berat zat yang harus ditimbang = 0,0584 g
Berat keseluruhan yg akn ditimbang = 14,9113 g
Berat yang tertimbang = 14,9160 g
Berat zat yang sebenarnya = 14,9160 g – 14,8529 g
= 0,0631 g
Konsentrasi natrium klorida yang sebenarnya :
N = gram / BE xV
= 0,0631/ 58,44x0,1
= 0,0108 N
Data standarisasi AgNO3 dengan NaCl :
Konsentrasi natrium klorida = 0,0108 N
Volume natrium klorida = 10 mL
Volume AgNO3 = penitaran 1 = 11,40 mL
Penitaran = 11,50 mL
Rata rata = 11,45 mL
Volume AgNO3 = 11,45 mL
Konsentrasi AgNO3 = (VN)NaCl = (VN) AgNO3
= 10 mL x 0,0108 N = 11,45 mL x N AgNO3
= N NaOH = (10 mL x 0,0108 N) / 11,45 mL
= N NaOH = 0,0094 N
Rumus gabungan :
N = mg / (v lbu/v1) xV2 xBE
= 63,1 mg / (100/10)x11,45x58,44]
= 0,0094 N
Pengamatan :
NaCl (Kristal putih) dilarutkan dengan aquades (larutan bening) dimasukkan kedalam Erlenmeyer + aquades (bening) + indicator K2CrO4 (hijau muda) dititar dengan AgNO3 maka TAT endapan merah bata.
Kesimpulan :
Dari praktikum yang telah dilaksanakan mengenai standarisasi AgNO3 dengan natrium klorida0.01 N maka didapatkan konsentrasi larutan AgNO3 yang sebenarnya adalah 0,0094 N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar